Rabu, 05 Maret 2014

Cara Praktis Menguji Cinta Sejatimu

Menyatakan cinta. Ahhh...., itu mudah banget, biasa banget. Semua mulut lelaki sangat ringan mengungkapkannya juga wanita, ding. Nggak perlu jadi buayadulu untuk dermawan menyatakan cinta. Sekadar masih berupa anak kadal pun, pasti udah sangat lihai kok.
Kenapa ya, kok bisa semudah itu menyatakan cinta?
Sejatinya, itu bukan cinta. Atau tepatnyabelum sempurna bermetamorfosis menjadi cinta. Ia hanya sebuah simpati, ketertarikan atas sebuah chemistry. Ia masih berupa kepompong muda yang amat diniuntuk menatap dunia luas dalam kacamata cinta.
Namun, lantara dibahaskan sebagai cinta, maka mudah saja kitatergelincir oleh licin dan terjal jalanannya yang tampak kilau mempersona dan dihiasi kembang-kembang perhatian, hadia, SMS, ucapan selamat, hingga kediipan mata. Apa yang sebenarnya belumnya sempurna sebagai kupu-kupu, masih berupa ulat yang bertapa, keburu kita percayai sebagai cinta yang bersayap indah dan sanggup menerbangkan kita ke surgaloka.
Preeetttt...!!
Lihatlah sendiri buktinya, betapa amat sangat banyak orang yang menjadi korban cinta, padahal itu terjadi lantaran yang diterimanya bukanlah cinta, tapi hanyalah kepompong-kepompong yang belum matang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu cinta. Dan karena kita begitu mudah terbius oleh warna-warni pesonanya, kata-kata puitisnya, hadiah bungah, hinggah tebalnya dompet yang sampai nggak bisa dilipat lagi, atau kinclongnya muka yang begitu menyilaukan mata, dan sangat begitu mudah kita mempercayainya sebagai kupu-kupu cinta.
Hasilnya? Nangeeess.., Mewekk.., lalu siang malam terus-menerus muter lagu kerispatih, mulai “Demi Cinta”, “Bila Rasaku Ini Rasamu”, hingga “Tak Lekang Oleh Waktu” .
Bila rasaku ini rasamu/sanggupkah engkau/menahan sakitnya hati yang terkhianati cinta yang kau jaga...
Preet... pleekkk... epleekkk... epleeekkk.... Hah!
Coba renungkan dengan khidmat dan seksama dalam tempo sesingkat-singkatnya(bukan Proklamasi, loh ya..) : “Apakah benar itu cinta? Jangan-jangan, hanya cinta-cintaan,.
Apa yang kau perhatikan sebagai cinta sungguh belum layak diyakini sebagai cinta sepanjang buntelan rasa itu belum berbenturan dengan ragam badai yang khas dirimu. Badai dirimu? “Ya”.
Catat baik-baik lalu tempel di jidat nih, bahwa selalu saja dalam hubungan pacaran atau soulmate itu hanya disuguhkan hal-hal baik, dan indah. Selalu ada kata maaf, siap antar-jemput, penuh toleransi, selalu ada, wangi, atau penuh chemistry.
Padahal, sejatinya setiap kita menyimpan badai dalam diri kita yang bahkan itu sangat khas pada diri kita yang badai itu sengaja kita simpan rapat-rapat dari pasangan kita.
Nah, badai-badai inilah yang akan menjadi penguji kesejatian buntelanrasa itu, apakah ia kemudian tumbuh sebagai cinta yang sejati atau hanya ternilai sebagai simpati belaka. Badai-badai itu bisa berupa egoisme, perbedaan paham, kondisi kekurangan, hingga bau keringat, aroma kecut, sungai iler, pesona upil, dan sebagainya.
Segala apa yang tampak baik dan bagus selama ini harus dibenturkan dengan segala apa yang sejatinya merupakan bagian tak terpisahkan dari dirimu, yang itu tampak jelek-jelek, tidak menarik, dan apa adanya. Lalu perhatikan dengan seksama. “Apakah dia tetap ada untukmu disaat kamu lagi nggak punya duit, lagi ingusan, ngorok atau ngiler, bermandi keringat, hingga berkata dan bersikap keras dalam dorongan egoisme?”.
Ketaknyamanan memang akan terjadi saat benturan-benturan itu meledak. Bukan sisi ketidaknyamanan nya yang penting disini, tetapi sikap yang dipilihnya usai ketidaknyamanan itu. Masihkah dia ada untukmu dan menerimamu apa adanya?
Ahhaaa.., jangan pernah kau percaya bahwa inilah cinta sejatiku, soulmate ku, masa depan ku, apalagi pasanganku dunia akhirat, sebelum kauu menempa buntelan rasa yang selama ini kau anggap cinta itu dalam kekurangan-kekurangan itu.
So, ujilah dia sekarang dengan: (1)kentutlah didepannya(kalau bisa, minta dia mencium pantatmu saat kamu kentut);(2)ngupillah didepannya(kalau perlu bagilah hasil buruan upilmu);(3)biarkan dirimu berkeringat deras didepannya dan menjadi bau;(4)tentanglah keinginannya dengan egomu;atau(5)tunjukkan dompet kosongmu(dll).
Sssttt..., intinya buat dia nggak nyaman dengan tampilan dan sikapmu, buat dia marah, lalu perhatikan bagaimana sikapnya menyikapi tingkah laku menjijikanmu itu.
Catatan : kalau dia pergi meninggalkanmu, berarti dia bukan cinta sejatimu. Klau dia tetap bertahan denganmu, kemungkinan ada dua (1)dialah soulmat mu, cinta sejatimu, atau(2)dia tidak cukup pintar untuk meninggalkanmu....
Haaaa...., Haaaa.,!

Tidak ada komentar: